pengobatan masa yunani kuno

             9 Metode Pengobatan Kuno yang Tidak Biasa

1. Empedu ular piton untuk mengobati bisul kelamin

Empedu hewan pernah digunakan secara terapeutik oleh masyarakat Tiongkok untuk mengobati sejumlah penyakit.  Menurut World Journal of GastroenterologyTrusted Source, salah satu contohnya adalah empedu ular piton yang digunakan secara eksternal untuk mengobati bisul pada alat kelamin wanita bagian luar. 


2. Menguras darah pasien

Menguras darah pasien adalah salah satu praktik medis tertua yang dilakukan dengan lintah atau alat logam seperti lancet bermuatan pegas. Populer di Yunani kuno, Mesir, dan Eropa abad ke- 19, praktik menyakitkan ini tidak lagi digunakan setelah para dokter menyadari bahayanya bagi pasien.

3. Empedu gajah untuk mengatasi bau mulut

Bukan pasta gigi atau penyegar napas, tetapi empedu gajah pernah diyakini dapat menghilangkan masalah bau mulut. Tabib Tiongkok kuno percaya bahwa empedu gajah, yang diencerkan dengan air, bisa meringankan halitosis atau bau mulut yang tidak sedap.

4. Besi panas untuk mengobati wasir

Manuskrip abad pertengahan mengungkapkan bahwa ahli bedah abad ke-12 mengobati wasir yang parah dengan membakarnya menggunakan besi kauter.

5. Melubangi tengkorak pasien 

Sejak 7.000 tahun yang lalu, metode trepanasi telah dilakukan, yakni praktik mengebor lubang di tengkorak sebagai cara untuk menyembuhkan penyakit.  Teori umum berpendapat bahwa ini mungkin semacam ritual suku atau metode untuk melepaskan roh jahat yang diyakini merasuki orang sakit jiwa.  Lainnya berpendapat bahwa trepanasi adalah operasi yang lebih konvensional yang digunakan untuk mengobati epilepsi, sakit kepala, abses, dan pembekuan darah. 

6. Arsenik untuk mengobati demam dan sakit kepala

Arsenik pernah digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, termasuk demam, sakit kepala, sifilis, dan penyakit darah. Arsenik merupakan racun mematikan yang tidak memiliki bau, warna, dan tidak terasa jika tertelan.

7. Pengobatan dengan merkuri

Merkuri dikenal dengan sifatnya yang beracun. Meski demikian, senyawa ini pernah digunakan sebagai obat.  Orang Persia dan Yunani kuno menganggap merkuri sebagai salep yang mujarab, sedangkan alkemis Cina abad kedua menggunakan merkuri cair dan merkuri sulfida merah untuk meningkatkan umur dan vitalitas.

8. Obat mayat

Di masa lampau, dokter mungkin meresepkan obat yang mengandung daging, darah, atau tulang manusia. Apa yang disebut "obat mayat" adalah praktik umum yang berlangsung selama ratusan tahun.
Bangsa Romawi percaya bahwa darah gladiator yang jatuh dapat menyembuhkan epilepsi dan apoteker abad ke-12 menyimpan stok "bubuk mumi", yakni ekstrak dari mumi yang digiling yang dijarah dari Mesir. 

9. Pengobatan rahim wanita yang lepas

Dokter Yunani kuno percaya bahwa rahim wanita adalah sesuatu terpisah dengan pikirannya sendiri. Menurut tulisan Plato dan Hippocrates, ketika seorang wanita melajang untuk waktu yang lama, rahimnya, yang digambarkan sebagai "binatang hidup" yang ingin melahirkan anak, dapat terlepas dari tubuhnya hingga menyebabkan para wanita mati lemas, kejang, dan histeria.  Untuk mencegah rahim mereka terlepas, para wanita di zaman kuno diminta untuk menikah muda dan melahirkan anak sebanyak mungkin.  Untuk rahim yang sudah lepas, dokter meresepkan mandi terapeutik, infus dan pijat fisik untuk mencoba mengembalikan rahim ke posisinya.  Bahkan, mereka mungkin "mengasapi" kepala pasien dengan belerang dan ter sambil menggosok losion yang berbau harum di antara paha pasien dengan anggapan bahwa rahim akan menghindari bau busuk dan kembali ke tempatnya.


Comments